dengan kita sehat dan selalu bersyukur kita akan bersemangat dalam melakukan suatu ibadah dan pekerjaan lainya.
dalam menjaga kesehatan rosulullah bersabda:
Memuat.
Dari ‘Amr bin Maimun Al-Audi radhiyallahu ‘anhu ia
berkata, bahwa Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda kepada seseorang saat
menasehatinya: “Jagalah
lima perkara sebelum datang lima perkara: masa mudamu sebelum datang masa
tuamu, sehatmu sebelum datang sakitmu, kayamu sebelum datang miskinmu,
kesempatanmu sebelum datang masa sempitmu, dan hidupmu sebelum datang
kematianmu.”
Takhrij Hadits:
Hadits ini diriwayatkan dari ‘Amr bin Maimun
Al-Audi radhiyallahu
‘anhu oleh Ibnul Mubarak dalam Az-Zuhd, Al-Baihaqi
dalam Syu’ab
Al-Iman (no. 9768), Abu Nu’aim dalam Hilyah Al-Auliya` (4/148),
An-Nasa`I dalam As-Sunan
Al-Kubra (no. 11832), Al-Baghawi dalam Syarh As-Sunnah (no.
4022), dan Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushannaf (no.
34319). Sedangkan dari jalur Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma diriwayatkan oleh
Al-Hakim dalam Al-Mustadrak (4/341,
no. 7846), dan Al-Baihaqi dalam Syu’ab
Al-Iman (no. 9767). Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh
Al-Albani dalam Shahih
Al-Jami’ Ash-Shaghir (no. 1077).
Makna Hadits:
Hadits ringkas ini mengandung makna yang sangat mendalam
lagi luas, menjadi bukti kecintaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kepada
umatnya, dengan memberikan wasiat yang pantas ditulis dengan tinta emas.
Beliau shallallahu
‘alaihi wasallam memerintahkan kita untuk menjaga lima hal
utama dalam kehidupan kita, dimana mayoritas umat manusia terlena dan
melalaikannya, lima hal tersebut adalah:
1. Masa
muda sebelum datang masa tua
Masa muda adalah masa emas dalam hidup setiap insan,
waktu yang utama untuk beramal, saat paling efektif untuk belajar, berbekal dan
menimba pengalaman, serta masa produktif untuk bekerja dan berkarya. Hendaklah
kita memanfaatkan masa terbaik ini sebelum masa tua menjelang, dimana kekuatan
dan indera kita berkurang , pikun menyapa, hingga ibadah dan amal pun tidak
maksimal.
Sungguh merugi orang yang menjadikan masa mudanya hanya
untuk bersantai, hura-hura, dan mengumbar syahwatnya, hingga akhirnya menyesal
di hari tua, sebelum datang penyelasan hakiki di akhirat.
2. Sehat sebelum datang sakit
Kesehatan laksana mahkota di atas kepala orang yang
sehat, kita akan menyadari betapa mahalnya kesehatan setelah jatuh sakit.
Kesehatan memang bukan segalanya, namun segalanya seolah kurang berarti tanpa
kesehatan.
Hendaklah kita manfaatkan nikmat sehat sebaik mungkin
dengan ibadah dan segala hal yang positif. Tatkala kita istiqomah mengamalkan
ibadah di saat sehat, kita tetap akan menuai pahalanya meskipun sakit, hal ini
selaras dengan sabda beliau shallallahu
‘alaihi wasallam:
إِذَا مَرِضَ الْعَبْدُ أَوْ سَافَرَ كُتِبَ
لَهُ مِثْلُ مَا كَانَ يَعْمَلُ مُقِيمًا صَحِيحًا
“Jika seorang hamba sakit atau bepergian,
maka akan ditulis baginya pahala seperti apa yang ia amalkan saat bermukim dan
sehat.” (HR. Bukhari, no.2996,
dari Abu Musa radhiyallahu
‘anhu).
3. Kekayaan sebelum datang kemiskinan
Kekayaan merupakan nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang
sangat patut untuk disyukuri, yaitu dengan menggunakannya dalam segala bidang
kebaikan, terutama demi perjuangan dakwah di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala,
seperti wakaf, zakat, sedekah, infak, dan sebagainya, sebelum datang kemiskinan
sehingga tidak bisa beramal lagi dengan harta.
Harta adalah ujian bagi pemiliknya, apakah digunakan
dalam kebaikan atau malah sebaliknya. Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menanyai setiap
hamba, dari mana ia mencari harta, dan untuk apa ia pergunakan,
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda:
لَا تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمُرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ
فِيمَ فَعَلَ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَ أَنْفَقَهُ وَعَنْ
جِسْمِهِ فِيمَ أَبْلَاهُ
“Tidak akan bergeser kedua kaki seorang hamba
(dari hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala ) pada Hari Kiamat hingga ditanya
tentang umurnya untuk apa ia habiskan, tentang ilmunya bagaimana ia amalkan,
tentang hartanya dari mana ia peroleh, dan untuk apa ia nafkahkan, serta
tentang tubuhnya untuk apa ia pergunakan.” (HR. At-Tirmidzi, no. 2417, dari Abu
Barzah Al-Aslami radhiyallahu
‘anhu, At-Tirmidzi berkata: “Hadits ini hasan shahih.”).
4. Kesempatan sebelum datang kesibukan
Banyak orang yang ingin melakukan suatu amal shalih,
namun ia tidak bisa meraihnya lantaran tidak memiliki kesempatan.
Sebagai contoh, seorang ingin menghafal Al-Qur`an,
i’tikaf di bulan Ramadhan, mengikuti pengajian, silaturrahim, dan lain
sebagainya, tetapi tidak bisa menggapainya karena terjerat beragam aktivitas
kesibukan.
Maka, selagi kita masih sempat beramal shalih, mari kita
pergunakan kesempatan sebaik mungkin, sebelum datang kesibukan yang menghalangi
kita. Jangan sampai kita sia-siakan kesempatan dengan menggunakannya untuk
hal-hal yang buruk, apalagi untuk bermaksiat, karena banyak manusia yang
tertipu dengan hal ini, seperti yang telah diisyaratkan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:
نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ
النَّاسِ: الصِّحَّةُ وَالفَرَاغُ
“Ada dua nikmat yang kebanyakan manusia
tertipu dengan keduanya, yaitu: kesehatan dan kesempatan.” (HR.
Bukhari (no. 6412), At-Tirmidzi (no. 2304), dan Ibnu Majah (no. 4170), dari
Ibnu ‘Abbas radhiyallahu
‘anhuma).
5. Hidup sebelum datang kematian
Kehidupan dunia laksana ladang tempat kita menanam amal
shalih, yang akan kita tuai hasilnya di akhirat kelak. Pula seperti samudera
yang sedang kita arungi, dengan menaiki bahtera amal shalih yang akan
menghantarkan kita menuju pelabuhan akhirat. Maka, orang yang cerdas adalah
orang yang mengetahui hakikat dunia, dengan menjadikannya sebagai sarana untuk
beramal shalih sebaik dan sebanyak mungkin demi bekal akhirat.
Allah Subhanahu
wa Ta’ala telah menciptakan kehidupan dan kematian sebagai
ujian bagi kita, agar kita bisa berlomba dalam beramal baik sebelum datang
kematian. Hidup di dunia hanyalah sekali, jangan sampai kita gunakan dalam
gelimang maksiat, sehingga kita menyesal di akhirat, padahal tidak mungkin lagi
dikembalikan ke dunia, Allah Subhanahu
wa Ta’ala berfirman:
وَلَوْ تَرَى إِذِ الْمُجْرِمُونَ نَاكِسُو
رُءُوسِهِمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ رَبَّنَا أَبْصَرْنَا وَسَمِعْنَا فَارْجِعْنَا
نَعْمَلْ صَالِحًا إِنَّا مُوقِنُونَ
“Dan, jika sekiranya kamu melihat mereka
ketika orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Rabbnya,
(mereka berkata): “Wahai Rabb kami, kami telah melihat dan mendengar, maka
kembalikanlah kami (ke dunia), kami akan mengerjakan amal shaleh, sesungguhnya
kami adalah orang-orangyang yakin.” (QS. As-Sajdah: 12).
Inilah lima perkara yang harus dijaga oleh setiap muslim,
agar bisa meraih kebahagiaan dunia dan akhirat. Mari kita jaga sebaik mungkin,
semoga kita termasuk orang-orang yang beruntung. Amiin. (Abu Hasan Agus Dwiyanto, Lc).
Sumber: Majalah Shafa, Edisi 5 Th. I , Hal.8 – 10.
https://www.youtube.com/watch?v=7OkDqVUfjsE
0 komentar:
Posting Komentar